Selasa, 20 Januari 2015

Nadia ya, inilah namaku singkat padat dan jelas. aku bukan apa apa untuk kalian ketahui, tapi aku hanya ingin bercerita satu hal dalam hidup yang sudah aku lewati. aku lahir dari keluarga sederhana ayahku seorang duda dengan satu anak perempuan ibu ku seorang janda dengan dua anak satu laki laki dan satu perempuan ibu ku menikah dengan dua orang laki laki yang sama sama mempunyai satu orang anak dari masing masing pernikahan. dari pernikahan pertamanya ibuku mempunyai seorang anak laki laki dan pernikahan kedua seorang anak perempuan, ibuku menikah pada umur 9 tahun. memang masih sangat kecil untuk usia pernikahan. pada jaman ibuku menikah memang perjodohan masih marak terjadi, jadi tidak aneh bila seorang anak 9 tahun dijodohkan oleh kedua orang tuanya, ibuku mempunyai empat orang adik laki laki mereka hasil dari pernikahan kedua nenek ku dari hasil pernikahan pertamanya nenek ku mempunyai seorang anak yaitu ibuku nenek ku bercerai dengan kakek ku karna kakek ku tergila gila pada wanita penghibur di daerah asalnya dan akhirnya nenek kembali tinggal didaerah kami. sejak mempunyai adik laki laki ibuku lah yang menemani dan menjaga adik nya. karna nenek ku sibuk dengan dagangan ikan dan pakaian hingga semua pekerjaan rumah ibuku yang mengerjakan. ibu memang tak pernah mengeluh dalam hidupnya bersama nenek dia hanya patuh pada semua perintah nenek ibuku bukan seorang pembangkang seperti aku. hingga pada akhirnya ibuku dijodohkan pada seorang pemuda yang lebih tua dari ibu, tanpa menanyakan persetujuan dari nenek ibuku telah dinikahkan dengan pemuda tersebut. ibuku memang primadona pada masanya bukan karna kecantikan tapi laki laki terkagum pada sosok ibu yang rajin, ulet dan tak banyak ulah pada usianya. namun ibuku tak sembarang menerima laki laki yang ingin menimangnya. namun perintah nenek tak bisa dibantah apa yang menjadi keputusannya itulah yang harus di terjadi. akhirnya ibuku pun menikah dengan ayah dari kakak tiriku sebut saja namanya parman. setelah menikah ibu yang tak mencintai parman memang tak pernah mau bila diajak untuk tidur bersama. ibu hanya bisa bersembunyi di kamar belakang untuk menghindari suaminya, namun tak lama nenek dan kakek mengetahui apa yang terjadi karna parman yang bercerita pada kakek dan nenek akhirnya suatu malam ibu telah bersembunyi dikamar belakang untuk menghindari suaminya namun kali ini kakek mengetahuinya akhirnya kakek membawa paksa ibu untuk tidur bersama dengan suaminya. ibu merasa ketakutan luar biasa tidur satu ranjang dengan orang yang sama sekali tak dia suka dengan menggigil ketakutan ibu hanya tidur pada sudut ranjang namun suaminya hanya diam melihatnya. akhirnya setelah beberapa bulan tidur bersama ibuku melahirkan seorang anak laki laki dari suami pertamanya. sebut saja Danu, suatu hari ibuku diajak teman temannya untuk melihat anak sekolah berkemah tak jauh dari rumah. jaman dulu bagi anak anak yang tak bersekolah seperti ibuku  atau orang orang melihat orang berkemah adalah suatu hiburan karna banyak pedagang yang berdagang atau hanya untuk melihat anak anak sekolah menyalakan api unggun atau bermain bersama. tak disangka kepergian ibuku membuat parman marah besar ia cemburu luar biasa. akhirnya setelah ibuku pulang parman menampar pipi ibuku yang sedang menggendong kakak ku Danu. keesokan harinya parman menaruh semua pakaian ibuku pada sumbu kompor yang terbuat dari tanah liat ( jaman dulu belum ada kompor) dan menyuruh ibuku untuk pulang pada nenek. tak terima  dengan perlakuan parman ibuku langsung bergegas pulang ia tak peduli dengan pakaiannya yang kotor didalam sumbu. ia hanya pulang dengan menggendong kakakku Danu, berjalan kaki menuju rumah nenek. setelah lama tak kembali pulang padanya, parman pergi ke rumah nenek untuk merayu kembali ibu agar rujuk kembali dengannya. tapi ibuku tak mau menerimanya kembali, hak asuh kakakku Danu juga tak ingin dia serahkan pada suaminya bujukan nenek dan kakek pun tak ibu dengarkan, ibu tak mau mengulangi kesakitan yang telah terjadi. akhirnya nenek dan kakek berhenti memaksa dan memberikan pilihan pada ibuku. tak putus asa parman tak mau juga mundur untuk membiarkan ibuku menjanda dengan alasan anak ia memaksa rujuk pada ibu, namun keputusan ibupun tak bisa diganggu gugat. ibuku bahkan tak ingin menemui kembali parman namun parman tak putus harapan hingga pada suatu malam parman nekad menyelinap keatap genteng agar bisa menemui ibu, mengetahui hal tersebut ibu pun keluar dengan membawa kakakku keluar dari kamar dan berbicara pada nenek apa yang dilakukan parman lalu nenek menemui parman dan memintanya agar tidak menemui ibu lagi. mendengar ibuku menjadi janda, ternyata title primadona saat gadis tak juga hilang dari ibu. banyak laki laki yang datang kerumah nenek hanya untuk meminang atau sekedar menemui ibu atau menemui ibu saat menanam padi disawah. tapi ibu yang masih merasa trauma akan pernikahan tak menggubris sama sekali laki laki yang datang. hingga akhirnya datang seorang pekerja seni topeng yang terkenal kerumah nenek untuk melamar ibu, dengan inisiatif nenek akhirnya ibu menikah kembali dengan seorang pemain topeng. kali ini laki laki ini memang tak sekasar atau pencemburu berat seperti parman namun, sebut saja Sadi seorang pemabuk dan pemain judi kelas kakap, profesinya membuat Sadi jarang pulang kerumah menemui ibu. profesi Sadi membuat banyak orang tak menyukainya atau iri padanya. dari pernikahan ibu dengan Sadi akhirnya ibu kembali mempunyai anak perempuan. pada suatu ketika Sadi yang pergi ke jakarta untuk memenuhi profesinya tak pulang juga hingga beberapa bulan, dan akhirnya hanya berita kematian yang diterima ibuku. kematiannya yang katanya ditusuk orang. akhirnya Sadi dikuburkan tak jauh dari rumah orang tuanya. kakakku sebut saja Sina bahkan tak sempat mengenal sosok  ayahnya sama sekali. karna usianya yang masih sangat kecil 8 bulan. ibuku kembali menjanda dan sekarang dengan dua orang anak tak jauh beda dengan masa janda pertamanya ternyata masih banyak laki laki yang menginginkan ibuku untuk menjadi pendampingnya. hingga kepala desa pun datang  dengan mobil kebesarannya pun tak ibu gubris ibu. nenek bahkan sangat ingin menikahkannya dengan kepala desa tersebut. namun ibu kali ini tidak ingin mendengarkan nenek, kakek lah orang yang telah menyelamatkan ibu dari perintah nenek yang tidak ingin ibu lakukan kakek yang membiarkan ibu memilih kali ini dan pada akhirnya ibu dikenalkan dengan ayahku oleh kakak perempuan ayah yang tidak lain adalah teman baik ibuku. ibu tak peduli dengan ayah yang sebagai duda anak satu, ayah pun tak peduli dengan ibu yang mempunyai dua anak. mereka hanya ingin menikah dan berkeluarga dengan orang yang baik dan dapat dipercaya. dengan membawa sepeda tuanya ayah menemui ibu kerumah nenek kali ini bukan orang yang memilih ibu tapi ini pilihan ibu. dengan persetujuan nenek dan kakek akhirnya ibu menikah dengan ayah, saat itu kakak tiriku dari ayah sebut saja Dini baru berusia 7 bulan, akhirnya ibu pun pindah kerumah ayah dilain daerah. setelah beberapa tahun menikah akhirnya ibu melahirkan anak perempuan pada tanggal 22 September, aku Nadia. aku tak begitu ingat masa kecilku, namun aku ingat saat usiaku lima tahun kakaku tinggal bersama kami, kak Danu memang tak banyak bicara dirumah ia hanya pulang untuk tidur. makan pun entah dimana, aku belum pernah melihatnya makan bersama kami. aku tak tahu apa yang ada dirumah seperti apa. yang aku tahu aku mempunyai satu kakak laki laki dan dua orang kakak perempuan. kak Danu tak banyak bicara dengan ku, tak pernah bertanya kehidupanku terkadang aku ingin sekali seperti adik lainnya dekat dengan kakak laki laki sepertinya mengasyikan tapi kak Danu lain aku beda dengannya tapi yang aku tahu aku sangat menyayangi kak Danu atau kakak lainnya. kak Danu tinggal bersama ibu dan ayah saat masih usia SMA pada kecil hingga SMP dia memang tinggal bersama nenek dan bersekolah hasil dari bekerjanya sebagai kuli pengangkat batu saat pulang sekolah atau penjual es saat istirahat. ibu bukan tak peduli hanya saja kasih sayang ayah berbeda pada anak ibu tak sama seperti pada aku dan kak Dini. ibu hanya bercerita sambil menangis saat menceritakan kak Danu yang harus bekerja saat sekolah hingga kakinya terluka parah karna kerja pengangkat batu yang menimpa kakinya., atau ka Sani yang harus tinggal bersama nenek yang mendidik seperti tentara pada kak Sani hingga kak Sani harus menikah dengan laki laki pilihan nenek setelah lulus SMP. kak Dini dia memang agak bermasalah dengan ibuku saat ia sekolah hingga lulus SMP dia tinggal bersama pamannya didaaerah lain, namun ketika akan lulus SMP ia mulai berontak dan sangat liar, hingga akhirnya paman kak Dini menyuruh ayahku membawanya pulang. dan akhirnya kak Dini tinggal bersama kami dirumah. istilah jahtnya ibu tiri memang tak akan pudar walau ibuku sebaik apapun orang luar tak akan memahaminya. kak Dini memang kurang bersahabat dengan ibu banyak yang ibu tak suka darinya ibu memang tak memarahinya tapi ibu selalu bercerita kepadaku tentangnya. kak Dini peduli padaku, jujur aku tak menyukainya karna cerita ibu tapi aku tahu dalam setiap keburukan yang ia tunjukan ia sangat menyayangi kami begitu juga kak Sani dan Kak Danu.